PENDAHULUAN
Isfahan atau Esfahan (pada masa lampau juga ditulis
sebagai Ispahan, bahasa Persia Kuna Aspadana, bahasa
Persia Pertengahan Spahān, Farsi اصفهان), terletak
sekitar 340 km selatan Teheran. Kota ini ibu
kota provinsi Isfahan dan kota terbesar ketiga di Iran (setelahTeheran dan Mashhad). Penduduk kota
ini pada tahun 2000 mencapai 2.040.000.
Lapangan Naqsh-e Jahan yang ada di
kota ini masuk daftar warisan dunia UNESCO. Kota ini banyak
menyimpan berbagai aneka situs-situs arsitektural Islam dari abad ke-11 sampai abad
ke-19.
Dalam
makalah ini penulis akan menjelaskan bagaimana kondisi letak Isfahan di Persia,
selain itu akan dijelaskan pula pusat-pusat peradaban Isfahan di Persia. Semoga makalah ini berguna
bagi para pembaca guna untuk menambah informasi dan wawasan.
Apabila
banyak kesalahan baik dari segi tulisan maupun istilah saya minta maaf, kritik
dan saran sangat saya harapkan guna untuk membangun kedepannya dalam menyusun
makalah selanjutnya. Apabila ada kesalahan saya minta maaf kepada Allah saya
mohon ampun.
Wabillahi topic wal hidayah wassalam mu’alaikum waroh
matullahi wabarokatu.
PEMBAHASAN
A. ISFAHAN
DI PERSIA
Secara geografis kota ini terletak pada 32°38′ LU
51°29′ BT, di dataran Zayandeh-Rud
yang subur, di kaki pegunungan Zagros. Kota ini menikmati iklim yang nyaman dan
musim yang teratur. Hingga sejauh 90 km utara Isfahan tidak ada rintangan
apapun. Angin utara bertiup dari arah ini. Isfahan terletak pada jalur lintasan
utara-selatan dan barat-timur utama Iran. Kota ini terletak pada ketinggian
1.590 m di atas permukaan laut. Setiap tahun Isfahan menerima rata-rata 355 mm
curah hujan. Temperaturnya merentang antara 2°-28°C. Rekor tertingginya adalah 42°C dan rekor terendahnya -19°C.
Bagian selatan dan barat
Isfahan bergunung-gunung dan di sebelah utara dan timurnya berbatasan dengan
dataran yang subur. Dengan demikian iklim Isfahan berbeda-beda dan sesekali
banyak turun hujan, dengan curah hujan rata-rata antara 100-150 mm.
Isfahan pernah menjadi
salah satu kota terbesar di dunia. Kota ini berkembang antara 1050 hingga 1722, khususnya di bawah dinastiSafavid pada abad
ke-16 ketika kota ini
dijadikan ibu kota Persia. Bahkan pada masa kini, kota ini masih menyimpan banyak
dari kejayaannya pada masa lampau. Kota ini terkenal karena arsitektur Islamnya, dengan banyak boulevard yang lebar, jembatan yang beratap, istana-istana,
masjid-masjid, dan menaranya. Hal ini menyebabkan timbulnya tamsil Esfahān
nesf-e jahan: "Isfahan adalah setengah dari dunia".[1]
Kota
Isfahan adalah ibukota kerajaan safawi. Kota Isfahan merupakan kota tua
didirikan oleh Yazdajird I (Buhtanashar) raja Persia. Kota Isfahan dikuasai
Islam pada tahun 19 H/640 M pada masa Umar bin Khattab. Kota Isfahan sekarang
masuk dalam wilayah Iran pada waktu Abbas I Sultan Safawiyah menjadikan Isfahan
sebagai ibukota kerajaannya, kota ini menjadi kota yang luas dan indah. Kota
ini terletak diatas sungai Zandah, dan diatasnya membentang jembatan yang indah
dan megah.[2]
Pada
tahun 625 H/1228 M terjadi pertempuran besar di Isfahan, ketika tentara mongol
menyerbu negeri-negeri Islam dan
menjadikan Isfahan salah satu wilayah kekuasaan mongol itu. Ketika timur lenk
menyerbu negeri-negeri Islam pada tahun 790 H/ 1388 M, Kota Isfahan ikut jatuh
dibawah kekuasaan timur lenk setelah kota itu, kota Isfahan dikuasai oler Turki
Usmani pada tahun 155 H/1548 M. Pada tahun 1134H/1721 M. terjadi pertempuran
antara Husain Syah, raja Safawi dengan Mahmud al-Al-fgani yang mengakhiri
riwayat kerajaan Safawi pada tahun 1141 H/1729 M kota Isfahan menjadi kekuasaan Nadir Syah.[3]
Dikota
ini berdiri bangunan-bangunan indah seperti istana, sekolah-sekolah,
masjid-masjid, menara, pasar, dan rumah-rumah dengan ukiran arsitektur yang
indah. Sultan Abbas I membangun masjid Syah yang merupakan salah satu masjid
yang indah dan megah didunia.[4]
B.
Pusat-pusat Peradaban Islam : Isfahan (Persia)
Isfahan
adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota Kerajaan Safawi. Kota
ini merupakan gabungan dari dua kota sebelumnya, yaitu Jayy, tempat berdirinya Syahrastan dan Yahudiyyah yang didirikan oleh Buchtanashshar
atau Yazdajir I atas anjuran istrinya yang beragama Yahudi. Ada beberapa
pendapat tentang kapan kota ini ditaklukkan oleh tentara Islam. Pendapat
pertama mengatakan penaklukkan itu terjadi pada tahun 19 H (640 M), dibawah
pimpinan Abdullah Ibn ‘Atban atas perintah Umar Ibn Al’Khaththab untuk
menaklukkan kota Jayy yang merupakan salah satu ibu kota provinsi Persia waktu
itu. Setelah beberapa peristiwa, pengeuasanya memilih masuk Islam daripada
membayar pajak. Pendapat lain, uaitu Al-Thabari, menyebutkan bahwa, penaklukan
itu terjadi pada tahun 21 H (642 M). Aliran Bashrah menyebutkan, penaklukan
Isfahan terjadi pada tahun 23 H (644 M) di bawah pimpinan Abu Musa Al-Asyi’ari,
yaitu setelah penaklukan Nahawand atau di bawah pimpinan Abdullah Ibn Badil
yang menerima penyerahan kota itu dengan syarat pembayaran pajak. Penaklukkan
ulang terjadi pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Mu’tazz, ketika tentara
Abbasiyah berusaha memadamkan pemberontakan Al-Alawiyin di Thabaristan tahun
247 H (861 M). Sejak itu, kota ini menjadi kota penting sebagai ibu kota
provinsi dan pusat industri dan perdagangan. [5]
Kota ini
berbentuk bundar, pintunya ada empat dengan menara pengontrol sebanyak seratus
buah. Lebar tembok kota sekitar setelahfarsakh (satu farsakh sekitar 8 KM atau
3,5 mil). Rukn Al-Daulah Ibn Buwaih memperluas kota itu dengan sebidang tanah
dan memperbaiki tembok-tembok kota yang masih berdiri hingga abad ke-5 H/11 M.
Di dalam kota ini terdapat bangunan menyerupai benteng, disekitarnya terdapat
tambang terbuat dari perak yang sudah tidak berfungsi lagi sejak penaklukkan
tentara Islam, juga tambang tembaga, dan batu bahan celak. Ardasyir, raja
Persia, pernah membangun irigasi untuk pengaturan air dari sungai Zandah,
bernama Zirrin Rod, berarti sungai emas. Hingga
sekarang, perekonomian negeri ini sangant tergantung kepada pertanian kapas,
sandu dan tembakau. [6]
Kota ini,
sebelum dibawah kekuasaan Kerajaan Safawi, sudah beberapa kali mengalami
pergantian penguasa: Dinasti Samani tahun 301 H/913 H, kemudian, direbut oleh
Mardawij tahun 326 H/928 M dan memerdekakan diri dari kekuasaan Baghdad.
Setelah itu, jatuh ke tangan penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H/1030 M
direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa
Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ke tangan spenguasa Saljuk dan dijadikan sebagai
tempat tinggal Sultan Maliksyah. Di awal abad ke-6 H/ 12 M, di kota ini Syi’ah
Islamiliah banyak memperoleh pengikut. Pada tahun 625 H/ 1228 M, terjadi
pertempuran bersar di sini, ketika tentara mongol datang menyerbu negeri-negeri
Islam dan menjadikan Isfahan sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan
Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam, kota ini ikut jatuh
ke tangannya tahun 790 H/1388 M dan sekitar 7000 orang penduduknya terbunuh.
Setelah itu, kota ini dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955 H/1548 M dan pada
tahun 1134 H/1721 M, terjadi pertempuran anatara Husein Syah, raja Safawi
dengan Mahmud Al-Afghani, yang mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada
tahun 1141 H/1729 M, kota ini berada id bawah kekuasaan Nadir Syah.[7]
Ketika raja
Safawi, Abbas I, menjadikan Isfahan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini
menjadi kota yang luas dan ramai dengan penduduk. Sebagaimana telah disebutkan,
kota ini terletak di atas sungai Zandah. Di atas sungai ini terbentang tiga
buah jembatan yang megah dan indah, satu diantaranya terletak di tengah kota.
Sementara, dua lainnya di pinggiran kota. Kota ini, ketika berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Safawi, dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tanah
dengan delapan buah pintu. Di dalam kota banyak berdiri bangunan, seperti istana-istana,
sekolah-sekolah, masjid-masjid, menara-menara, pasar-pasar dan rumah-rumah yang
indah, terukir rapih dengan warna-warna yang menarik. Masjid Syah yang masih
ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas I, merupakan salah satu masjid
terindah di dunia. Pintunya di lapisi dengan perak. Di samping itu, juga ada
lapangan dan tanaman yang terawat baik dan menawan.
Gmbar Masjid Syah di Isfahan.[8]
Sebagai
kota wisata ternama di Iran, Isfahan terus berbenah diri untuk menyambut para
wisawatan mancanegara. Salah satu caranya dengan terus membangun sejumlah hotel
dan penginapan di beberapa sudut kota. Namun dari sekian tempat akomodasi di
Isfahan, Hotel King Abbas yang paling menarik perhatian wisatawan. Betapa
tidak, bangunan hotel ini begitu megah dan mewah. Hotel berbintang lima ini
terdiri atas 230 kamar. Namun yang menjadi daya tarik tempat ini adalah gaya
aristekturnya yang mengagumkan. Hotel ini dibangun dengan merujuk pada
arsitektur zaman Safavid, yakni dengan menitikberatkan pada konsep kekokohan
atap dan penyangga bangunan. Bangunan ini kian indah oleh tampilan sejumlah
gambar dan simbol-simbol natural yang didominasi warna zamrud. King Abbas semakin
menawan dengan terhamparnya taman luas yang disebut Taman Persia. [9]
Tempat Wisata Lain
Sebagai kawasan wisata budaya, kota Isfahan banyak menampilkan tempat yang layak dikunjungi. Selain Masjid Jum’at dan Chahar Bagh, ada beberapa objek wisata yang selalu menjadi langganan para pelancong mancanegara, seperti berikut ini:
1. Masjid Imam
Masjid ini termasuk bangunan paling megah di kota Isfahan. Masjid berkubah emas menyerupai bola lampu ini kian indah dengan empat menara yang menjulang setinggi 160 kaki. Sebagian besar masjid ini dibangun dari bahan keramik dan batu piruz. Keindahan dan kemegahan Masjid Imam kian kentara dengan kehadiran sebuah kolam besar di tengah pelataran masjid. Masjid berarsitektur tinggi peninggalan Dinansti Seljuk ini konon dibangun selama 20 tahun.[10]
Masjid ini termasuk bangunan paling megah di kota Isfahan. Masjid berkubah emas menyerupai bola lampu ini kian indah dengan empat menara yang menjulang setinggi 160 kaki. Sebagian besar masjid ini dibangun dari bahan keramik dan batu piruz. Keindahan dan kemegahan Masjid Imam kian kentara dengan kehadiran sebuah kolam besar di tengah pelataran masjid. Masjid berarsitektur tinggi peninggalan Dinansti Seljuk ini konon dibangun selama 20 tahun.[10]
2. Istana Checel Sutun
Bangunan ini memperlihatkan warisan budaya yang tak ternilai dalam peradaban Islam masa lalu, khususnya di kawasan Persia. Arti Checel Sutun adalah “40 Tiang”. Namun pada kenyataannya Masjid ini hanya disangga 20 tiang. Disebut 40 tiang karena 20 tiang yang bisa terlihat merupakan pantulan bayangan dari air kolam di istana ini. Istana Checel Sutun menyerupai kompleks dengan ornamen yang luas dan artistik. Dengan luas 67.000 meter persegi, istana ini selalu terawat dan seperti bangunan baru. Padahal istana ini sudah dibangun berabad-abad lalu pada masa Dinasti Safavi.[11]
Bangunan ini memperlihatkan warisan budaya yang tak ternilai dalam peradaban Islam masa lalu, khususnya di kawasan Persia. Arti Checel Sutun adalah “40 Tiang”. Namun pada kenyataannya Masjid ini hanya disangga 20 tiang. Disebut 40 tiang karena 20 tiang yang bisa terlihat merupakan pantulan bayangan dari air kolam di istana ini. Istana Checel Sutun menyerupai kompleks dengan ornamen yang luas dan artistik. Dengan luas 67.000 meter persegi, istana ini selalu terawat dan seperti bangunan baru. Padahal istana ini sudah dibangun berabad-abad lalu pada masa Dinasti Safavi.[11]
3. Istana Ali Qapu
Seperti halnya Checel Sutun, Ali Qapu adalah istana yang indah meskipun dibangun pada zaman dulu. Objek wisata ini dianggap tempat paling tepat untuk menikmati pemandangan secara keseluruhan Masjid Imam. Di setiap sudut dinding istana, para wisatawan bisa menikmati lukisan-lukisan bergaya natural dengan gambar-gambar bunga, pepohonan, dan hewan-hewan. Kabarnya, Istana Ali Qapu seringkali digunakan untuk menjamu para tamu terhormat dan undangan penting.
Seperti halnya Checel Sutun, Ali Qapu adalah istana yang indah meskipun dibangun pada zaman dulu. Objek wisata ini dianggap tempat paling tepat untuk menikmati pemandangan secara keseluruhan Masjid Imam. Di setiap sudut dinding istana, para wisatawan bisa menikmati lukisan-lukisan bergaya natural dengan gambar-gambar bunga, pepohonan, dan hewan-hewan. Kabarnya, Istana Ali Qapu seringkali digunakan untuk menjamu para tamu terhormat dan undangan penting.
4. Menara Jonban
Menara Jonban dianggap bangunan yang unik dan ajaib. Menara ini dinamakan “Jonban”, yang artinya bergerak. Jika menara ini digerakan, semua bangunan di sekitar menara ini akan ikut bergetar. Menara yang dibangun pada tahun 716 Hijriah ini terdiri atas sebuah kamar besar dan dua menara. Di dalam menara ini terdapat makam wali tersohor bernama Amu Abdullah.
Menara Jonban dianggap bangunan yang unik dan ajaib. Menara ini dinamakan “Jonban”, yang artinya bergerak. Jika menara ini digerakan, semua bangunan di sekitar menara ini akan ikut bergetar. Menara yang dibangun pada tahun 716 Hijriah ini terdiri atas sebuah kamar besar dan dua menara. Di dalam menara ini terdapat makam wali tersohor bernama Amu Abdullah.
5. Siuse Pool
Siuse Pool bisa diartikan “33 Jembatan”. Dengan panjang 300 meter dan lebar 14 meter, Siuse Pool sering dikunjungi wisatawan karena keunikannya yang memiliki 33 pintu. Meski dibangun pada tahun 1005 Hijriah, jembatan ini tetap kokoh. Maklum, dulu jembatan in dipakai sebagai jalur untuk melintasi angkatan perang. Pembangunan jembatan ini atas perintah seorang perwira militer di zaman Shah Abbas.
Siuse Pool bisa diartikan “33 Jembatan”. Dengan panjang 300 meter dan lebar 14 meter, Siuse Pool sering dikunjungi wisatawan karena keunikannya yang memiliki 33 pintu. Meski dibangun pada tahun 1005 Hijriah, jembatan ini tetap kokoh. Maklum, dulu jembatan in dipakai sebagai jalur untuk melintasi angkatan perang. Pembangunan jembatan ini atas perintah seorang perwira militer di zaman Shah Abbas.
6. Bazar Isfahan
Selain dikenal sebagai objek wisata budaya, Isfahan pun dikenal juga sebagai objek wisata belanja, tepatnya di Bazar Isfahan. Pasar ini berlokasi di sekeliling Masjid Imam. Macam-macam cenderamata khas Isfahan, seperti miniatur istana, seni kaligrafi, lukisan, bisa menjadi
oleh-oleh berharga bagi para wisatawan.[12]
Selain dikenal sebagai objek wisata budaya, Isfahan pun dikenal juga sebagai objek wisata belanja, tepatnya di Bazar Isfahan. Pasar ini berlokasi di sekeliling Masjid Imam. Macam-macam cenderamata khas Isfahan, seperti miniatur istana, seni kaligrafi, lukisan, bisa menjadi
oleh-oleh berharga bagi para wisatawan.[12]
KESIMPULAN
Kota
Isfahan adalah ibukota kerajaan safawi. Kota Isfahan merupakan kota tua
didirikan oleh Yazdajird I (Buhtanashar) raja Persia. Kota ini memiliki luas106.179 km2 ktinggian
1.590 m. populai (2006) total 1.583.609, Peringkat populasi di Iran ke-3. Kota Isfahan dikuasai Islam pada tahun
19 H/640 M pada masa Umar bin Khattab. Kota Isfahan sekarang masuk dalam
wilayah Iran pada waktu Abbas I Sultan Safawiyah menjadikan Isfahan sebagai
ibukota kerajaannya, kota ini menjadi kota yang luas dan indah. Kota ini terletak
diatas sungai Zandah, dan diatasnya membentang jembatan yang indah dan megah.
Banyak
sekali Pusat-pusat Peradaban Islam :
Isfahan (Persia) yakni diantaranya adalah: Masjid Imam, Istana Checel Sutun, Menara Jonban, dan masih
banyak lagi.
Sebagai kota wisata ternama di
Iran, Isfahan terus berbenah diri untuk menyambut para wisawatan mancanegara.
Salah satu caranya dengan terus membangun sejumlah hotel dan penginapan di
beberapa sudut kota. Demi untuk memanjakan para wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar