Senin, 12 Mei 2014

ISFAHAN DI PERSIA

PENDAHULUAN

            Isfahan atau Esfahan (pada masa lampau juga ditulis sebagai Ispahan, bahasa Persia Kuna Aspadana, bahasa Persia Pertengahan SpahānFarsi اصفهان), terletak sekitar 340 km selatan Teheran. Kota ini ibu kota provinsi Isfahan dan kota terbesar ketiga di Iran (setelahTeheran dan Mashhad). Penduduk kota ini pada tahun 2000 mencapai 2.040.000.
Lapangan Naqsh-e Jahan yang ada di kota ini masuk daftar warisan dunia UNESCO. Kota ini banyak menyimpan berbagai aneka situs-situs arsitektural Islam dari abad ke-11 sampai abad ke-19.
            Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan bagaimana kondisi letak Isfahan di Persia, selain itu akan dijelaskan pula pusat-pusat peradaban  Isfahan di Persia. Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca guna untuk menambah informasi dan wawasan.
            Apabila banyak kesalahan baik dari segi tulisan maupun istilah saya minta maaf, kritik dan saran sangat saya harapkan guna untuk membangun kedepannya dalam menyusun makalah selanjutnya. Apabila ada kesalahan saya minta maaf kepada Allah saya mohon ampun.
Wabillahi topic wal hidayah wassalam mu’alaikum waroh matullahi wabarokatu.






PEMBAHASAN
A.    ISFAHAN DI PERSIA
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5d/Isfahan_city_map.svg/300px-Isfahan_city_map.svg.pngIsfahan terletak di Iran
             
            Secara geografis kota ini terletak pada 32°38′ LU 51°29′ BT, di dataran Zayandeh-Rud yang subur, di kaki pegunungan Zagros. Kota ini menikmati iklim yang nyaman dan musim yang teratur. Hingga sejauh 90 km utara Isfahan tidak ada rintangan apapun. Angin utara bertiup dari arah ini. Isfahan terletak pada jalur lintasan utara-selatan dan barat-timur utama Iran. Kota ini terletak pada ketinggian 1.590 m di atas permukaan laut. Setiap tahun Isfahan menerima rata-rata 355 mm curah hujan. Temperaturnya merentang antara 2°-28°C. Rekor tertingginya adalah 42°C dan rekor terendahnya -19°C.
Bagian selatan dan barat Isfahan bergunung-gunung dan di sebelah utara dan timurnya berbatasan dengan dataran yang subur. Dengan demikian iklim Isfahan berbeda-beda dan sesekali banyak turun hujan, dengan curah hujan rata-rata antara 100-150 mm.
Isfahan pernah menjadi salah satu kota terbesar di dunia. Kota ini berkembang antara 1050 hingga 1722, khususnya di bawah dinastiSafavid pada abad ke-16 ketika kota ini dijadikan ibu kota Persia. Bahkan pada masa kini, kota ini masih menyimpan banyak dari kejayaannya pada masa lampau. Kota ini terkenal karena arsitektur Islamnya, dengan banyak boulevard yang lebar, jembatan yang beratap, istana-istana, masjid-masjid, dan menaranya. Hal ini menyebabkan timbulnya tamsil Esfahān nesf-e jahan: "Isfahan adalah setengah dari dunia".[1]
            Kota Isfahan adalah ibukota kerajaan safawi. Kota Isfahan merupakan kota tua didirikan oleh Yazdajird I (Buhtanashar) raja Persia. Kota Isfahan dikuasai Islam pada tahun 19 H/640 M pada masa Umar bin Khattab. Kota Isfahan sekarang masuk dalam wilayah Iran pada waktu Abbas I Sultan Safawiyah menjadikan Isfahan sebagai ibukota kerajaannya, kota ini menjadi kota yang luas dan indah. Kota ini terletak diatas sungai Zandah, dan diatasnya membentang jembatan yang indah dan megah.[2]
            Pada tahun 625 H/1228 M terjadi pertempuran besar di Isfahan, ketika tentara mongol menyerbu  negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan salah satu wilayah kekuasaan mongol itu. Ketika timur lenk menyerbu negeri-negeri Islam pada tahun 790 H/ 1388 M, Kota Isfahan ikut jatuh dibawah kekuasaan timur lenk setelah kota itu, kota Isfahan dikuasai oler Turki Usmani pada tahun 155 H/1548 M. Pada tahun 1134H/1721 M. terjadi pertempuran antara Husain Syah, raja Safawi dengan Mahmud al-Al-fgani yang mengakhiri riwayat kerajaan Safawi pada tahun 1141 H/1729 M  kota Isfahan menjadi kekuasaan Nadir Syah.[3]
            Dikota ini berdiri bangunan-bangunan indah seperti istana, sekolah-sekolah, masjid-masjid, menara, pasar, dan rumah-rumah dengan ukiran arsitektur yang indah. Sultan Abbas I membangun masjid Syah yang merupakan salah satu masjid yang indah dan megah didunia.[4]

B.     Pusat-pusat Peradaban Islam : Isfahan (Persia)

Isfahan adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota Kerajaan Safawi. Kota ini merupakan gabungan dari dua kota sebelumnya, yaitu Jayy, tempat berdirinya Syahrastan dan Yahudiyyah yang didirikan oleh Buchtanashshar atau Yazdajir I atas anjuran istrinya yang beragama Yahudi. Ada beberapa pendapat tentang kapan kota ini ditaklukkan oleh tentara Islam. Pendapat pertama mengatakan penaklukkan itu terjadi pada tahun 19 H (640 M), dibawah pimpinan Abdullah Ibn ‘Atban atas perintah Umar Ibn Al’Khaththab untuk menaklukkan kota Jayy yang merupakan salah satu ibu kota provinsi Persia waktu itu. Setelah beberapa peristiwa, pengeuasanya memilih masuk Islam daripada membayar pajak. Pendapat lain, uaitu Al-Thabari, menyebutkan bahwa, penaklukan itu terjadi pada tahun 21 H (642 M). Aliran Bashrah menyebutkan, penaklukan Isfahan terjadi pada tahun 23 H (644 M) di bawah pimpinan Abu Musa Al-Asyi’ari, yaitu setelah penaklukan Nahawand atau di bawah pimpinan Abdullah Ibn Badil yang menerima penyerahan kota itu dengan syarat pembayaran pajak. Penaklukkan ulang terjadi pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Mu’tazz, ketika tentara Abbasiyah berusaha memadamkan pemberontakan Al-Alawiyin di Thabaristan tahun 247 H (861 M). Sejak itu, kota ini menjadi kota penting sebagai ibu kota provinsi dan pusat industri dan perdagangan. [5]
Kota ini berbentuk bundar, pintunya ada empat dengan menara pengontrol sebanyak seratus buah. Lebar tembok kota sekitar setelahfarsakh (satu farsakh sekitar 8 KM atau 3,5 mil). Rukn Al-Daulah Ibn Buwaih memperluas kota itu dengan sebidang tanah dan memperbaiki tembok-tembok kota yang masih berdiri hingga abad ke-5 H/11 M. Di dalam kota ini terdapat bangunan menyerupai benteng, disekitarnya terdapat tambang terbuat dari perak yang sudah tidak berfungsi lagi sejak penaklukkan tentara Islam, juga tambang tembaga, dan batu bahan celak. Ardasyir, raja Persia, pernah membangun irigasi untuk pengaturan air dari sungai Zandah, bernama Zirrin Rod, berarti sungai emas. Hingga sekarang, perekonomian negeri ini sangant tergantung kepada pertanian kapas, sandu dan tembakau. [6]

Kota ini, sebelum dibawah kekuasaan Kerajaan Safawi, sudah beberapa kali mengalami pergantian penguasa: Dinasti Samani tahun 301 H/913 H, kemudian, direbut oleh Mardawij  tahun 326 H/928 M dan memerdekakan diri dari kekuasaan Baghdad. Setelah itu, jatuh ke tangan penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H/1030 M direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ke tangan spenguasa Saljuk dan dijadikan sebagai tempat tinggal Sultan Maliksyah. Di awal abad ke-6 H/ 12 M, di kota ini Syi’ah Islamiliah banyak memperoleh pengikut. Pada tahun 625 H/ 1228 M, terjadi pertempuran bersar di sini, ketika tentara mongol datang menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam, kota ini ikut jatuh ke tangannya tahun 790 H/1388 M dan sekitar 7000 orang penduduknya terbunuh. Setelah itu, kota ini dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955 H/1548 M dan pada tahun 1134 H/1721 M, terjadi pertempuran anatara Husein Syah, raja Safawi dengan Mahmud Al-Afghani, yang mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada tahun 1141 H/1729 M, kota ini berada id bawah kekuasaan Nadir Syah.[7]
Ketika raja Safawi, Abbas I, menjadikan Isfahan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini menjadi kota yang luas dan ramai dengan penduduk. Sebagaimana telah disebutkan, kota ini terletak di atas sungai Zandah. Di atas sungai ini terbentang tiga buah jembatan yang megah dan indah, satu diantaranya terletak di tengah kota. Sementara, dua lainnya di pinggiran kota. Kota ini, ketika berada di bawah kekuasaan Kerajaan Safawi, dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tanah dengan delapan buah pintu. Di dalam kota banyak berdiri bangunan, seperti istana-istana, sekolah-sekolah, masjid-masjid, menara-menara, pasar-pasar dan rumah-rumah yang indah, terukir rapih dengan warna-warna yang menarik. Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas I, merupakan salah satu masjid terindah di dunia. Pintunya di lapisi dengan perak. Di samping itu, juga ada lapangan dan tanaman yang terawat baik dan menawan.
Gmbar Masjid Syah di Isfahan.[8]
            Sebagai kota wisata ternama di Iran, Isfahan terus berbenah diri untuk menyambut para wisawatan mancanegara. Salah satu caranya dengan terus membangun sejumlah hotel dan penginapan di beberapa sudut kota. Namun dari sekian tempat akomodasi di Isfahan, Hotel King Abbas yang paling menarik perhatian wisatawan. Betapa tidak, bangunan hotel ini begitu megah dan mewah. Hotel berbintang lima ini terdiri atas 230 kamar. Namun yang menjadi daya tarik tempat ini adalah gaya aristekturnya yang mengagumkan. Hotel ini dibangun dengan merujuk pada arsitektur zaman Safavid, yakni dengan menitikberatkan pada konsep kekokohan atap dan penyangga bangunan. Bangunan ini kian indah oleh tampilan sejumlah gambar dan simbol-simbol natural yang didominasi warna zamrud. King Abbas semakin menawan dengan terhamparnya taman luas yang disebut Taman Persia. [9]
INDAHNYA...

Tempat Wisata Lain
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/db/Esfahan_Logo.jpg/300px-Esfahan_Logo.jpg

            Sebagai kawasan wisata budaya, kota Isfahan banyak menampilkan tempat yang layak dikunjungi. Selain Masjid Jum’at dan Chahar Bagh, ada beberapa objek wisata yang selalu menjadi langganan para pelancong mancanegara, seperti berikut ini:
1.      Masjid Imam
Masjid ini termasuk bangunan paling megah di kota Isfahan. Masjid berkubah emas menyerupai bola lampu ini kian indah dengan empat menara yang menjulang setinggi 160 kaki. Sebagian besar masjid ini dibangun dari bahan keramik dan batu piruz. Keindahan dan kemegahan Masjid Imam kian kentara dengan kehadiran sebuah kolam besar di tengah pelataran masjid. Masjid berarsitektur tinggi peninggalan Dinansti Seljuk ini konon dibangun selama 20 tahun.[10]
2.      Istana Checel Sutun
Bangunan ini memperlihatkan warisan budaya yang tak ternilai dalam peradaban Islam masa lalu, khususnya di kawasan Persia. Arti Checel Sutun adalah “40 Tiang”. Namun pada kenyataannya Masjid ini hanya disangga 20 tiang. Disebut 40 tiang karena 20 tiang yang bisa terlihat merupakan pantulan bayangan dari air kolam di istana ini. Istana Checel Sutun menyerupai kompleks dengan ornamen yang luas dan artistik. Dengan luas 67.000 meter persegi, istana ini selalu terawat dan seperti bangunan baru. Padahal istana ini sudah dibangun berabad-abad lalu pada masa Dinasti Safavi.[11]
3.      Istana Ali Qapu
Seperti halnya Checel Sutun, Ali Qapu adalah istana yang indah meskipun dibangun pada zaman dulu. Objek wisata ini dianggap tempat paling tepat untuk menikmati pemandangan secara keseluruhan Masjid Imam. Di setiap sudut dinding istana, para wisatawan bisa menikmati lukisan-lukisan bergaya natural dengan gambar-gambar bunga, pepohonan, dan hewan-hewan. Kabarnya, Istana Ali Qapu seringkali digunakan untuk menjamu para tamu terhormat dan undangan penting.
4.      Menara Jonban
Menara Jonban dianggap bangunan yang unik dan ajaib. Menara ini dinamakan “Jonban”, yang artinya bergerak. Jika menara ini digerakan, semua bangunan di sekitar menara ini akan ikut bergetar. Menara yang dibangun pada tahun 716 Hijriah ini terdiri atas sebuah kamar besar dan dua menara. Di dalam menara ini terdapat makam wali tersohor bernama Amu Abdullah.
5.      Siuse Pool
Siuse Pool bisa diartikan “33 Jembatan”. Dengan panjang 300 meter dan lebar 14 meter, Siuse Pool sering dikunjungi wisatawan karena keunikannya yang memiliki 33 pintu. Meski dibangun pada tahun 1005 Hijriah, jembatan ini tetap kokoh. Maklum, dulu jembatan in dipakai sebagai jalur untuk melintasi angkatan perang. Pembangunan jembatan ini atas perintah seorang perwira militer di zaman Shah Abbas.
6.      Bazar Isfahan
Selain dikenal sebagai objek wisata budaya, Isfahan pun dikenal juga sebagai objek wisata belanja, tepatnya di Bazar Isfahan. Pasar ini berlokasi di sekeliling Masjid Imam. Macam-macam cenderamata khas Isfahan, seperti miniatur istana, seni kaligrafi, lukisan, bisa menjadi
oleh-oleh berharga bagi para wisatawan.[12]




KESIMPULAN

            Kota Isfahan adalah ibukota kerajaan safawi. Kota Isfahan merupakan kota tua didirikan oleh Yazdajird I (Buhtanashar) raja Persia.  Kota ini memiliki luas106.179 km2 ktinggian 1.590 m. populai (2006) total 1.583.609, Peringkat populasi di Iran  ke-3. Kota Isfahan dikuasai Islam pada tahun 19 H/640 M pada masa Umar bin Khattab. Kota Isfahan sekarang masuk dalam wilayah Iran pada waktu Abbas I Sultan Safawiyah menjadikan Isfahan sebagai ibukota kerajaannya, kota ini menjadi kota yang luas dan indah. Kota ini terletak diatas sungai Zandah, dan diatasnya membentang jembatan yang indah dan megah.
            Banyak sekali Pusat-pusat Peradaban Islam : Isfahan (Persia) yakni diantaranya adalah: Masjid Imam, Istana Checel Sutun, Menara Jonban, dan masih banyak lagi.
Sebagai kota wisata ternama di Iran, Isfahan terus berbenah diri untuk menyambut para wisawatan mancanegara. Salah satu caranya dengan terus membangun sejumlah hotel dan penginapan di beberapa sudut kota. Demi untuk memanjakan para wisatawan.












            [1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Isfahan
                [2] Samsul Munir Amir, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta:Amzah,2010. hlm.289.
                [3] Ibid, hlm.289
                [4] Ibid, hlm.290
            [5] Badri Yatim,2008. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II..Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
                [6] Ibid,
                [7] Ibid.
                [8] Ibid.
                [10] Ibid.
                [11] Ibid.
                [12] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar