Pengaruh Persia di Asia Tengah
Balkis Kalama Jusi Masruroh ( 10 420 005)
Dosen Pembimbing :
Padila, M.Hum
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
JURUSAN SEJARAH
DAN KEBUDAYAAN ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012
Pendahuluan
Nama Persia
sangat terkenal di seluruh dunia karena sejarahnya yang unik dan menarik untuk
di bicarakan. Suku bangsa yang mendiami mayoritas wilayah iran saat ini adalah
juga cikal bakal dari negara Iran. Bangsa Persia tersebar hampir ke seluruh
Timur Tengah, namun menjadi mayoritas di belahan bumi lain seperti asia tengah
dan timur tengah.[1]
Persia
merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama
kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris
adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7.[2]
Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja
meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam
mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia.
Bahasa yang
terkenal tua di dunia salah satunya adalah bahasa persia. Bahkan pengaruh
bahasa persia hingga ke tanah air kita Indonesia, lewat beberapa kata yang di
serapdari bahasa persia tersebut . kata-kata itu sebagian adalah bandar,
menara, anggur, jahanam, Topan, Was-was, Arak, dan masih banyak lagi.[3]
Pembahasan
A. Asia Tengah
Sebelum mengetahui bagaimana perngaruh
Persia di Asia Tengah kita terlebih dulu harus mengetahui tentang apa yang di
maksud dengan Asia Tengah. Asia tengah adalah sebuah kawasan yang
terkurung daratan di Benua Asia. Banyak arti yang berbeda dalam komposisi wilayah yang
sebenarnya. Menurut sebuah definisi,
Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Negara-negara
yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai,
wilayah
otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural),
Kirgizia,
Tajikistan,
Turkmenistan,
dan Uzbekistan.[4]
Definisi
kedua juga mencakup wilayah-wilayah definisi pertama ditambah Azerbaijan-Iran,
negara-negara Transkaukasus (Azerbaijan,
Armenia,
dan Georgia),
wilayah Turkic/Muslim selatan Rusia (Siberia
selatan), Mongolia,
Tiongkok bagian barat (Xinjiang dan Tibet), Afganistan, dan sebagian wilayah utara Pakistan. Definisi ketiga menjelaskan wilayah Asia
Tengah sebagai bekas negara Republik-republik Asia Tengah Uni Soviet
[5]
Asia Tengah
adalah wilayah yang sangat luas dengan jenis daratan yang bervariasi, misalnya
tanah datar tinggi dan pegunungan (Tian Shan), gurun luas (Kara Kum, Kyzyl Kum, Taklamakan),
dan tanah datar berupa rerumputan. Kebanyakan tanah sangat kering atau sangat
kasar untuk dijadikan sebagai sawah. Mata pencaharian mayoritas penduduk ialah
penggembala. Aktivitas industri berada di perkotaan.[6]
Sungai utama
ialah Sungai Amu Darya,
Syr Darya
dan Hari Rud. Aliran utama air
juga berasal dari Laut Aral dan Danau Balkhash, keduanya
adalah bagian dari kolam endorheic besar di Asia barat/tengah yang juga mencakup Laut Kaspia.
Kedua aliran air ini mengalami penurunan volume pada akhir dekade ini yang
disebabkan oleh pengalihan air dari sungai untuk aktivitas irigasi dan
industri. Air merupakan sumber alam yang sangat berharga di Asia Tengah yang
gersang, dan ia dapat berujung ke persengketaan internasional.
Pada masa lampau, Asia Tengah
dihuni oleh orang normadik seperti:
- Xiongnu (Hun) dan orang Turkic
- Yuezhi (Tocharian
atau Kushan),
warga
Iran, dan kaum Indo-Eropa
- Mongol[7]
Asia Tengah
telah lama menjadi wilayah perdagangan antara Tiongkok dan masyarakat Barat,
dengan Jalur Sutra
melewati wilayah ini dan menjamurnya banyak kerajaan di sini. Pada lima abad terakhir, kebanyakan
wilayah ini perlahan-lahan dijajah oleh Kekaisaran
Rusia dan Kerajaan Tiongkok,
sedangkan Britania Raya menduduki India di bagian selatan
Asia Tengah.
Semasa abad
ke-20, kebanyakan wilayah di Asia Tengah merupakan bagian dari bekas negara
aliran komunis
Uni Soviet,
yang pecah tahun 1991.
Wilayah terkecuali ialah Mongolia dan daerah milik Tiongkok seperti Xinjiang.
Negara-negara tersebut telah berpaling dari sistem komunis, dan sekarang
mengikuti berbagai sistem politik yang terdiri dari demokratis
lemah hingga sangat otoriter. Namun Tiongkok dan Rusia masih berpengaruh kuat
dalam mengontrol wilayah itu. Kebanyakan negara di Asia Tengah bergabung dalam Organisasi Kerjasama Shanghai..
B.
Persia Setelah Masuknya Islam
Setelah
kekalahan Sassania ke tangan pasukan Islam, Persia
kemudian diperintah oleh khilafah Bani Umayyah
dan Bani
Abbasiyah. Semasa pemerintahan Abbasiyah, orang Persia memainkan
peranan penting dalam menyumbang kegemilangan Islam.Setelah pemerintahan Abbasiyah,[8]
Persia mulai mencapai kemerdekaan mereka dengan mendirikan sebuah pemerintahan
dimulai dengan Thahiriyah dan disusul
dengan Saffariyah, Ziyariyah dan Samaniyah.
Pemerintahan-pemerintahan ini mulai menaklukkan kembali wilayah-wilayah Persia
dari tangan Abbasiyah. Pada zaman Buwaihidah, Persia
berhasil menaklukkan semua wilayah mereka dan juga kota Baghdad
dan memenjarakan khalifah Abbasiyah. Pemerintah Buwayhidah mulai memakai
kembali gelar Shah yang merupakan warisan Sassania.[9]
Dinasti-dinasti
yang memerintah Persia selepas ini adalah keturunan bangsa Turki dari Asia Tengah.
Pada mulanya, mereka ini hanyalah tentara budak pada zaman Abbasiyah.
Namun begitu, mereka menguasai administrasi khilafah Abbasiyah menyusul
kelemahan khalifahnya. Setelah kejatuhan Abbasiyah, pemerintahan-pemerintahan
kecil mulai naik di seluruh Iran. Antara lain yang utama ialah Thahiriyah dari Khorasan
(820-872),[10]
Saffariyah di Sistan (867-903), dan Samaniyah
di Bukhara
(875-1005). Pada 962, seorang pegawai
pasukan budak Samaniyah, Aluptigin, menaklukkan Ghazna dan mendirikan
pemerintahan Ghaznawiyah.
Persia
kemudian diserang dan ditaklukkan oleh pasukan Turki Utsmani yaitu tentara Seljuk Oghuz dari Amu Darya.
Pimpinan mereka Tughril Beg kemudian
dianugerahi sebuah jubah, hadiah dan juga gelar Raja di Timur. Ketika Iran di
bawah pemerintahan Shah Malik (pengganti
Tughril) (1072–1092), Iran menyaksikan penyuburan kembali kebudayaan dan
kegemilangan sains mereka dan ini merupakan jasa raja muda Shah Malik yaitu Nizam al Mulk. Pada zaman
ini juga, sebuah observatorium dibangun di mana Omar Khayyám,
seorang ahli astrologi membuat eksperimen kalender baru. Selain itu,
sekolah-sekolah agama turut dibangun di kota-kota utama. Abu Hamid Ghazali, seorang
pakar teologi Islam, dan juga beberapa cendekiawan Islam di Baghdad turut
dijemput meneruskan penyelidikan mereka di Iran.
Setelah
kematian Shah Malik, Iran terpecah kembali pada pemerintahan-pemerintahan
kecil. Pada masa inilah Genghis Khan dari Mongolia memasuki Persia dan
memusnahkan kota-kotanya. Sebelum matinya, tentera Mongol telah menaklukkan
Azarbaijan dan memusnahkan kota itu.
Penaklukan
ini menyebabkan kehancuran yang besar bagi rakyat Iran. Sistem irigasi
dimusnahkan menyebabkan beberapa permukiman terpaksa diubah. Mereka terpaksa
mencari wahah sebagai sumber air. Sebagian besar penduduk Iran, terutama elaki
dibunuh dan populasi Iran jatuh mendadak. Pemerintah Mongol hanya berbuat
sedikit untuk memperbaiki Iran. Cucu Genghis, Hulagu Khan,
menaklukkan Baghdad pada tahun 1258 dan membunuh khalifah terakhir Abbasiyah.
Merajalelanya Hulagu Khan di TimTeng dijepit oleh tentara Mamluk (dari Mesir) di Palestina.
Hulagu Khan kemudian kembali ke Iran dan menetap di Azerbaijan hingga
kematiannya.
Pemerintah
Mongol selepas ini, Ghazan Khan (1295-1304) dan juga wazirnya Rashid ad Din memulihkan
kembali ekonomi Iran. Cukai untuk pekerja diturunkan, pertanian digalakkan,
membangun kembali sisten irigasi dan memperbaiki keselamatan jalur perdagangan.
Hasilnya, perdagangan meningkat dengan pantas dan barang dari India dan China
dapat dibawa masuk ke Iran dengan senang. Ghazan kemudian diganti oleh
kemenakannya Abu Said dan selepas
meninggalnya Abu Said, Iran sekali lagi terpecah pada beberapa pemerintahan
kecil seperti Salghuriyah, Muzaffariyah, Inju, dan Jalayiridah.
Peninggalan
tentara Mongolia di bawah pimpinan Timur Lenk,
seorang Mongol bangsa Turki, kemudian masuk dan menaklukkan Persia. Ia
menaklukkan Transoxiana dan menjadi sultan di sana. Tidak
seperti Genghis Khan, serangan Timur Lenk tejadi pelan-pelan dan tidak membawa
banyak kerusakan. Ini karena tentaranya tidak sebesar tentera Genghis Khan.
Namun begitu, Isfahan
dan Shiraz
tetap mengalami kehancuran parah. Selepas kematiannya, kesultanan ini terpecah
belah tetapi kelompok-kelompok Mongolia yaitu Uzbek dan Bayundur Turkmen
masih memerintah kawasan Iran hingga bangkitnya kesultanan Safavid. Pada zaman Safavid (1502-1736), kebudayaan Persia
mulai berkembang kembali terutama pada zaman Shah Abbas I. Sebagian
sejarawan berpendapat bahawa negara Iran modern didirikan oleh Kesultanan
Safavid. Banyak kebudayaan Iran pada hari ini berasal dari zaman
- Pengaruh Bahasa
Persia / bahasa Farsi di Asia Tengah
Republik-republik di Asia Tengah
bekas Uni Sovyet yang secara umum di sebut Truknistan atau di sebut juga tanah
bangsa Turki. Truknistan ini terbagi menjadi empat Negara Muslim merdeka yaitu
Uzbezkistan, Tajikistan, Kirgistan. Trukmenistan. Sedangkan negara Asia Tengah
lain seperti Azerbaijan dan Kazakistan bukan lah negara yang bangsa Turki hal
ini di karenakan di Azerbaijan dan Kazakistan menggunakan Bahasa Farsi atau
bahasa Persia (Iran).Di Asia Tengah salah satu negara yang memiliki hubungan
budaya yang erat dengan Persia adalah Tajikistan dan Kazakistan.
Republik
Tajikistan adalah sebuah negara sempalan Uni Soviet
di Asia Tengah
yang berbatasan dengan Afganistan, Republik Rakyat Cina, Kirgizstan,
dan Uzbekistan.
kondisi geografisnya merupakan dataran tinggi yang tidak berbatasan dengan
laut. Sebagian besar penduduk Tajikistan termasuk ke dalam etnis Tajik yang
berbahasa Persia.
Dan berbagi sejarah, bahasa, dan budaya dengan Afghanistan
dan Iran.
Setelah menjadi bagian dari Kekaisaran Samanid, Tajikistan menjadi republik
konstitotuen dari Uni Soviet pada abad ke-20 dengan nama Tajik
Soviet Socialist Republik (Tajik SSR).
Terjadinya hubungan yang erat antara
Tajikistan dan Persia dimulai sejak dua ribu lima ratus tahun yang lalu
Iskandar Agung dari Makedonia datang menaklukkan negeri ini yang kala itu masih
bernama Mug Teppa. Hari penaklukan itu diabadikan sebagai hari jadi
Istaravshan. Namun, kedatangan Iskandar Agung yang tersohor tidak serta merta
menjadikan kota ini berjaya sepanjang waktu. Istaravshan timbul
tenggelam dalam halaman sejarah, kadang terpuruk, bahkan mati suri selama
ratusan tahun. Baru pada abad ke-15 orang Persia datang membawa sinar peradaban
baru ke wilayah ini. Masjid dan madrasah bermunculan.
Bahasa
Persia pada masa kejayaan Jalan Sutra adalah bahasa pemerintahan. Raja dan
petinggi negara semua berbicara bahasa Persia, yang kemudian disebut bahasa
Tajik. Raja Turki (Uzbek) pun berbahasa Tajik. Kota Samarkand dan Bukhara yang
berkilauan dalam sejarah dunia mayoritas didiami oleh orang-orang yang
berbahasa Tajik. Tetapi kedua kota bersejarah ini bukannya masuk wilayah
Tajikistan malah menjadi kebanggaan nasional Uzbekistan. Uzbekistan berpendapat
bahwa penduduk Samarkand dan Bukhara sebenarnya secara genetis adalah orang
Uzbek, hanya saja berbahasa Tajik. Tajikistan beranggapan bahwa Uzbekistan
telah merampas warisan budaya mereka.
Berdasarkan
penelitian di Universitas Ablai Khan Kazakistan di adakan penelitian yang pada
akhirnya menyimpulkan bahwa bahasa Persia sebagai sastra terbesar di dunia.
Ditegaskannya, "Sejak Kazakistan merdeka, bahasa Persia diajarkan di
universitas-universitas nasional. Lebih dari 80 persen sejarah Kazakistan
ditulis dalam bahasa persia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebanyak
3060 istilah bahasa Persia dipergunakan dalam bahasa Kazakistan.
DR. Mohammad
Baqir Khoramshad, Kepala Budaya dan Hubungan Islam Iran dalam pidatonya
menyebut Bahasa Farsi sebagai bahasa para penyair terkemuka. Khoramshad
mengungkapkan, "Manuskrip dari Cina dan Pakistan hingga Asia Tengah dan
Turki, Kaukasus dan Balkan terdapat di perpustakaan-perpustakaan negara-negara
dunia merupakan berbagai karya bahasa dan seni Persia. Syair dalam bahasa Persia hari ini melanjutkan kerja
keras para pendahulu. Kini, kita menyaksikan permintaan pengajaran bahasa persia di berbagai negara dunia
termasuk Amerika Latin.” Bahasa dan sastra Persia menampilkan aneka ragam budaya Iran
yang kaya. Bahasa Persia adalah bahasa spiritual, hikmah dan irfan. Dengan
keistimewaannya itu bisa melintas batas-batas geografis dan teritorial, bahkan
melanglang buana menembus cakrawala dunia.
Al-Quran,
hadis dan perkataan para ahli fiqih, filosof dan urafa merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari bahasa dan sastra Farsi. Lembaran karya besar Maulawi,
Hafiz Shirazi, Saadi, Ferdowsi dan penyair terkemuka lainnya menunjukkan kepada
manusia modern tentang ketinggian sastra Persia. DR. Irina Avramenko, dosen budaya Universitas Moskow mengatakan,
"Membahas mistisisme dan spiritualitas tanpa syair dan sastra Persia tidak
akan sempurna. Bahkan kisah percintaan seperti Laela dan Majnun, Shirin dan
Khosro, atau Shahnameh Ferdowsi yang merupakan buku kepahlawanan Iran, tidak
kosong dari spiritualitas. Sastra mistis dan pesan spiritualitas bisa digali
darinya."
Dalam
pandangan pakar budaya Unversitas Moskow itu, Tuhan, cinta dan manusia
merupakan tiga daya tarik spiritualitas yang penting dalam sastra Persia.
Mengenal Tuhan merupakan sesuatu yang lebih utama dari apapun, cinta sebagai
pembersih dari segala kebusukan, dan manusia yang bergerak menuju kesempurnaan.
Ketiga daya tarik ini tidak akan tercapai tanpa mengenal sastra Persia. Kazakistan sepanjang sejarah memiliki
kaitan erat dengan budaya dan peradaban Islam. Salah satu unsur budaya Iran di
Kazakistan adalah bahasa persia.
Tidak hanya itu, rakyat Kazakistan masih menamai anaknya dengan nama-nama
Persia seperti Rostam, Isfandiyar, Birjan dll. Tidak hanya itu, ribuan istilah Persia juga dipergunakan dalam
bahasa Kazakistan seperti Namaz (shalat), Rozeh (puasa) Fereshteh (malaikat)
dll. Di kota Almaty sendiri, nama apotik, jalan, gang, dan lain-lain
menggunakan terma bahasa Persia.
Salah satu
kekayaan Kazakistan yang paling bernilai hingga kini masih belum digali adalah
manuskrip kuno berupa tulisan tangan yang terdapat di perpustakaan-perpustakaan
negara itu. Sekitar 85 hingga 90 persen dari manuskrip kuno itu berbahasa Persia. Salah seorang peneliti Kazakistan mengatakan 90 persen dari sumber
sejarah dan budaya abad pertengahan ditulis dalam bahasa Persia. Ia juga mengungkapkan bahwa orang-orang Kazakistan membuat
ilustrasi dari cerita Shahnameh, Laela dan Majnun dalam bentuk lukisan. Abai,
salah seorang penyair terkemuka Kazakistan menguasai bahasa Arab dan Persia, terutama Persia kuno, termasuk karya-karya para
penyair terkemuka Persia seperti Hafiz, Maulawi, Saadi dll.
Mengingat
kedudukan dan posisi penting bahasa dan sastra Persia dalam budaya dan bahasa
Kazakistan, generasi muda negara ini mempelajari warisan budaya Persia dari
pendahulunya yang merupakan bagian dari identitas kebangsaan negara itu. Pengajaran bahasa dan sastra Persia
dimulai tahun 1989 seiring tumbangnya Uni Soviet, dan berakhirnya penguasaan
Rusia terhadap Kazakistan berkat kerja keras profesor Rostamov di Institut
Oriental Kazakistan. Menyusul kemudian, bahasa Persia diajarkan di universitas Ablai Khan dan universitas lainnya.
2. Pengaruh Arsitektur Persia di Asia Tengah
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan
kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro
yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Persia
merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama
kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris
adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena
kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam
budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak
sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan
evolusi
dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia
mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain.
Banyak kota,
misalnya Baghdad,
dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya Firouzabad. Bahkan,
sekarang bisa diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur
untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan
dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster
persia, dan seorang Yahudi
dari Khorasan,
Iran yaitu Mashallah. Mesjid gaya
persia bisa dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman
yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Tengah, gaya arsitektur Turki juga turut mempengaruhi namun
akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.
Kesimpulan
Asia tengah adalah sebuah kawasan
yang terkurung daratan di Benua Asia. Banyak arti yang berbeda dalam komposisi wilayah yang
sebenarnya. Menurut sebuah definisi,
Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Negara-negara
yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai,
wilayah
otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural),
Kirgizia,
Tajikistan,
Turkmenistan,
dan Uzbekistan.
Bahasa
Persia pada masa kejayaan Jalan Sutra adalah bahasa pemerintahan. Raja dan
petinggi negara semua berbicara bahasa Persia, yang kemudian disebut bahasa
Tajik. Raja Turki (Uzbek) pun berbahasa Tajik. Kota Samarkand dan Bukhara yang
berkilauan dalam sejarah dunia mayoritas didiami oleh orang-orang yang
berbahasa Tajik. Tetapi kedua kota bersejarah ini bukannya masuk wilayah
Tajikistan malah menjadi kebanggaan nasional Uzbekistan. Uzbekistan berpendapat
bahwa penduduk Samarkand dan Bukhara sebenarnya secara genetis adalah orang
Uzbek, hanya saja berbahasa Tajik. Tajikistan beranggapan bahwa Uzbekistan
telah merampas warisan budaya mereka.
Daftar Pustaka
Ahmed, S. Akbar. Rekonstruksi Sejarah Islam, Jogja: Fajar Pustaka. 2002
Rashed, Abbas . Asia Tengah dan Islam, Jakarta : Rajawali Pers. 2001
Thohir, Adji. Perkembangan Islam di kawasan Dunia Islam, Jakarta : Hamzah 2008
Yatim, Badri. Sejarah peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2008
Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar