Kamis, 08 Mei 2014

Pengaruh Persia di Asia Tengah

Pengaruh Persia di Asia Tengah





 Disusun Oleh:
Balkis Kalama Jusi Masruroh  ( 10 420 005)



Dosen Pembimbing :
Padila, M.Hum


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012





Pendahuluan
Nama Persia sangat terkenal di seluruh dunia karena sejarahnya yang unik dan menarik untuk di bicarakan. Suku bangsa yang mendiami mayoritas wilayah iran saat ini adalah juga cikal bakal dari negara Iran. Bangsa Persia tersebar hampir ke seluruh Timur Tengah, namun menjadi mayoritas di belahan bumi lain seperti asia tengah dan timur tengah.[1]
Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7.[2] Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia.
Bahasa yang terkenal tua di dunia salah satunya adalah bahasa persia. Bahkan pengaruh bahasa persia hingga ke tanah air kita Indonesia, lewat beberapa kata yang di serapdari bahasa persia tersebut . kata-kata itu sebagian adalah bandar, menara, anggur, jahanam, Topan, Was-was, Arak, dan masih banyak lagi.[3]







Pembahasan
A.    Asia Tengah
Sebelum mengetahui bagaimana perngaruh Persia di Asia Tengah kita terlebih dulu harus mengetahui tentang apa yang di maksud dengan Asia Tengah. Asia tengah adalah sebuah kawasan yang terkurung daratan di Benua Asia. Banyak arti yang berbeda dalam komposisi wilayah yang sebenarnya. Menurut sebuah definisi, Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.[4]
Definisi kedua juga mencakup wilayah-wilayah definisi pertama ditambah Azerbaijan-Iran, negara-negara Transkaukasus (Azerbaijan, Armenia, dan Georgia), wilayah Turkic/Muslim selatan Rusia (Siberia selatan), Mongolia, Tiongkok bagian barat (Xinjiang dan Tibet), Afganistan, dan sebagian wilayah utara Pakistan. Definisi ketiga menjelaskan wilayah Asia Tengah sebagai bekas negara Republik-republik Asia Tengah Uni Soviet [5]
Asia Tengah adalah wilayah yang sangat luas dengan jenis daratan yang bervariasi, misalnya tanah datar tinggi dan pegunungan (Tian Shan), gurun luas (Kara Kum, Kyzyl Kum, Taklamakan), dan tanah datar berupa rerumputan. Kebanyakan tanah sangat kering atau sangat kasar untuk dijadikan sebagai sawah. Mata pencaharian mayoritas penduduk ialah penggembala. Aktivitas industri berada di perkotaan.[6]
Sungai utama ialah Sungai Amu Darya, Syr Darya dan Hari Rud. Aliran utama air juga berasal dari Laut Aral dan Danau Balkhash, keduanya adalah bagian dari kolam endorheic besar di Asia barat/tengah yang juga mencakup Laut Kaspia. Kedua aliran air ini mengalami penurunan volume pada akhir dekade ini yang disebabkan oleh pengalihan air dari sungai untuk aktivitas irigasi dan industri. Air merupakan sumber alam yang sangat berharga di Asia Tengah yang gersang, dan ia dapat berujung ke persengketaan internasional.
Pada masa lampau, Asia Tengah dihuni oleh orang normadik seperti:
Asia Tengah telah lama menjadi wilayah perdagangan antara Tiongkok dan masyarakat Barat, dengan Jalur Sutra melewati wilayah ini dan menjamurnya banyak kerajaan di sini. Pada lima abad terakhir, kebanyakan wilayah ini perlahan-lahan dijajah oleh Kekaisaran Rusia dan Kerajaan Tiongkok, sedangkan Britania Raya menduduki India di bagian selatan Asia Tengah.
Semasa abad ke-20, kebanyakan wilayah di Asia Tengah merupakan bagian dari bekas negara aliran komunis Uni Soviet, yang pecah tahun 1991. Wilayah terkecuali ialah Mongolia dan daerah milik Tiongkok seperti Xinjiang. Negara-negara tersebut telah berpaling dari sistem komunis, dan sekarang mengikuti berbagai sistem politik yang terdiri dari demokratis lemah hingga sangat otoriter. Namun Tiongkok dan Rusia masih berpengaruh kuat dalam mengontrol wilayah itu. Kebanyakan negara di Asia Tengah bergabung dalam Organisasi Kerjasama Shanghai..

255px-Caucasus_central_asia_political_map_2000

B.     Persia Setelah Masuknya Islam
Setelah kekalahan Sassania ke tangan pasukan Islam, Persia kemudian diperintah oleh khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Semasa pemerintahan Abbasiyah, orang Persia memainkan peranan penting dalam menyumbang kegemilangan Islam.Setelah pemerintahan Abbasiyah,[8] Persia mulai mencapai kemerdekaan mereka dengan mendirikan sebuah pemerintahan dimulai dengan Thahiriyah dan disusul dengan Saffariyah, Ziyariyah dan Samaniyah. Pemerintahan-pemerintahan ini mulai menaklukkan kembali wilayah-wilayah Persia dari tangan Abbasiyah. Pada zaman Buwaihidah, Persia berhasil menaklukkan semua wilayah mereka dan juga kota Baghdad dan memenjarakan khalifah Abbasiyah. Pemerintah Buwayhidah mulai memakai kembali gelar Shah yang merupakan warisan Sassania.[9]
Dinasti-dinasti yang memerintah Persia selepas ini adalah keturunan bangsa Turki dari Asia Tengah. Pada mulanya, mereka ini hanyalah tentara budak pada zaman Abbasiyah. Namun begitu, mereka menguasai administrasi khilafah Abbasiyah menyusul kelemahan khalifahnya. Setelah kejatuhan Abbasiyah, pemerintahan-pemerintahan kecil mulai naik di seluruh Iran. Antara lain yang utama ialah Thahiriyah dari Khorasan (820-872),[10] Saffariyah di Sistan (867-903), dan Samaniyah di Bukhara (875-1005). Pada 962, seorang pegawai pasukan budak Samaniyah, Aluptigin, menaklukkan Ghazna dan mendirikan pemerintahan Ghaznawiyah.
Persia kemudian diserang dan ditaklukkan oleh pasukan Turki Utsmani yaitu tentara Seljuk Oghuz dari Amu Darya. Pimpinan mereka Tughril Beg kemudian dianugerahi sebuah jubah, hadiah dan juga gelar Raja di Timur. Ketika Iran di bawah pemerintahan Shah Malik (pengganti Tughril) (1072–1092), Iran menyaksikan penyuburan kembali kebudayaan dan kegemilangan sains mereka dan ini merupakan jasa raja muda Shah Malik yaitu Nizam al Mulk. Pada zaman ini juga, sebuah observatorium dibangun di mana Omar Khayyám, seorang ahli astrologi membuat eksperimen kalender baru. Selain itu, sekolah-sekolah agama turut dibangun di kota-kota utama. Abu Hamid Ghazali, seorang pakar teologi Islam, dan juga beberapa cendekiawan Islam di Baghdad turut dijemput meneruskan penyelidikan mereka di Iran.
Setelah kematian Shah Malik, Iran terpecah kembali pada pemerintahan-pemerintahan kecil. Pada masa inilah Genghis Khan dari Mongolia memasuki Persia dan memusnahkan kota-kotanya. Sebelum matinya, tentera Mongol telah menaklukkan Azarbaijan dan memusnahkan kota itu.
Penaklukan ini menyebabkan kehancuran yang besar bagi rakyat Iran. Sistem irigasi dimusnahkan menyebabkan beberapa permukiman terpaksa diubah. Mereka terpaksa mencari wahah sebagai sumber air. Sebagian besar penduduk Iran, terutama elaki dibunuh dan populasi Iran jatuh mendadak. Pemerintah Mongol hanya berbuat sedikit untuk memperbaiki Iran. Cucu Genghis, Hulagu Khan, menaklukkan Baghdad pada tahun 1258 dan membunuh khalifah terakhir Abbasiyah. Merajalelanya Hulagu Khan di TimTeng dijepit oleh tentara Mamluk (dari Mesir) di Palestina. Hulagu Khan kemudian kembali ke Iran dan menetap di Azerbaijan hingga kematiannya.
Pemerintah Mongol selepas ini, Ghazan Khan (1295-1304) dan juga wazirnya Rashid ad Din memulihkan kembali ekonomi Iran. Cukai untuk pekerja diturunkan, pertanian digalakkan, membangun kembali sisten irigasi dan memperbaiki keselamatan jalur perdagangan. Hasilnya, perdagangan meningkat dengan pantas dan barang dari India dan China dapat dibawa masuk ke Iran dengan senang. Ghazan kemudian diganti oleh kemenakannya Abu Said dan selepas meninggalnya Abu Said, Iran sekali lagi terpecah pada beberapa pemerintahan kecil seperti Salghuriyah, Muzaffariyah, Inju, dan Jalayiridah.
Peninggalan tentara Mongolia di bawah pimpinan Timur Lenk, seorang Mongol bangsa Turki, kemudian masuk dan menaklukkan Persia. Ia menaklukkan Transoxiana dan menjadi sultan di sana. Tidak seperti Genghis Khan, serangan Timur Lenk tejadi pelan-pelan dan tidak membawa banyak kerusakan. Ini karena tentaranya tidak sebesar tentera Genghis Khan. Namun begitu, Isfahan dan Shiraz tetap mengalami kehancuran parah. Selepas kematiannya, kesultanan ini terpecah belah tetapi kelompok-kelompok Mongolia yaitu Uzbek dan Bayundur Turkmen masih memerintah kawasan Iran hingga bangkitnya kesultanan Safavid. Pada zaman Safavid (1502-1736), kebudayaan Persia mulai berkembang kembali terutama pada zaman Shah Abbas I. Sebagian sejarawan berpendapat bahawa negara Iran modern didirikan oleh Kesultanan Safavid. Banyak kebudayaan Iran pada hari ini berasal dari zaman

250px-Persia1808



  1. Pengaruh Bahasa Persia / bahasa Farsi di Asia Tengah
            Republik-republik di Asia Tengah bekas Uni Sovyet yang secara umum di sebut Truknistan atau di sebut juga tanah bangsa Turki. Truknistan ini terbagi menjadi empat Negara Muslim merdeka yaitu Uzbezkistan, Tajikistan, Kirgistan. Trukmenistan. Sedangkan negara Asia Tengah lain seperti Azerbaijan dan Kazakistan bukan lah negara yang bangsa Turki hal ini di karenakan di Azerbaijan dan Kazakistan menggunakan Bahasa Farsi atau bahasa Persia (Iran).Di Asia Tengah salah satu negara yang memiliki hubungan budaya yang erat dengan Persia adalah Tajikistan dan Kazakistan.
 Republik Tajikistan adalah sebuah negara sempalan Uni Soviet di Asia Tengah yang berbatasan dengan Afganistan, Republik Rakyat Cina, Kirgizstan, dan Uzbekistan. kondisi geografisnya merupakan dataran tinggi yang tidak berbatasan dengan laut. Sebagian besar penduduk Tajikistan termasuk ke dalam etnis Tajik yang berbahasa Persia. Dan berbagi sejarah, bahasa, dan budaya dengan Afghanistan dan Iran. Setelah menjadi bagian dari Kekaisaran Samanid, Tajikistan menjadi republik konstitotuen dari Uni Soviet pada abad ke-20 dengan nama Tajik Soviet Socialist Republik (Tajik SSR).
Terjadinya hubungan yang erat antara Tajikistan dan Persia dimulai sejak dua ribu lima ratus tahun yang lalu Iskandar Agung dari Makedonia datang menaklukkan negeri ini yang kala itu masih bernama Mug Teppa. Hari penaklukan itu diabadikan sebagai hari jadi Istaravshan. Namun, kedatangan Iskandar Agung yang tersohor tidak serta merta menjadikan kota ini berjaya sepanjang waktu. Istaravshan timbul tenggelam dalam halaman sejarah, kadang terpuruk, bahkan mati suri selama ratusan tahun. Baru pada abad ke-15 orang Persia datang membawa sinar peradaban baru ke wilayah ini. Masjid dan madrasah bermunculan.
Bahasa Persia pada masa kejayaan Jalan Sutra adalah bahasa pemerintahan. Raja dan petinggi negara semua berbicara bahasa Persia, yang kemudian disebut bahasa Tajik. Raja Turki (Uzbek) pun berbahasa Tajik. Kota Samarkand dan Bukhara yang berkilauan dalam sejarah dunia mayoritas didiami oleh orang-orang yang berbahasa Tajik. Tetapi kedua kota bersejarah ini bukannya masuk wilayah Tajikistan malah menjadi kebanggaan nasional Uzbekistan. Uzbekistan berpendapat bahwa penduduk Samarkand dan Bukhara sebenarnya secara genetis adalah orang Uzbek, hanya saja berbahasa Tajik. Tajikistan beranggapan bahwa Uzbekistan telah merampas warisan budaya mereka.
Berdasarkan penelitian di Universitas Ablai Khan Kazakistan di adakan penelitian yang pada akhirnya menyimpulkan bahwa bahasa Persia sebagai sastra terbesar di dunia. Ditegaskannya, "Sejak Kazakistan merdeka, bahasa Persia diajarkan di universitas-universitas nasional. Lebih dari 80 persen sejarah Kazakistan ditulis dalam bahasa persia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebanyak 3060 istilah bahasa Persia dipergunakan dalam bahasa Kazakistan.
DR. Mohammad Baqir Khoramshad, Kepala Budaya dan Hubungan Islam Iran dalam pidatonya menyebut Bahasa Farsi sebagai bahasa para penyair terkemuka. Khoramshad mengungkapkan, "Manuskrip dari Cina dan Pakistan hingga Asia Tengah dan Turki, Kaukasus dan Balkan terdapat di perpustakaan-perpustakaan negara-negara dunia merupakan berbagai karya bahasa dan seni Persia. Syair dalam bahasa Persia hari ini melanjutkan kerja keras para pendahulu. Kini, kita menyaksikan permintaan pengajaran bahasa persia di berbagai negara dunia termasuk Amerika Latin. Bahasa dan sastra Persia menampilkan aneka ragam budaya Iran yang kaya. Bahasa Persia adalah bahasa spiritual, hikmah dan irfan. Dengan keistimewaannya itu bisa melintas batas-batas geografis dan teritorial, bahkan melanglang buana menembus cakrawala dunia.
Al-Quran, hadis dan perkataan para ahli fiqih, filosof dan urafa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa dan sastra Farsi. Lembaran karya besar Maulawi, Hafiz Shirazi, Saadi, Ferdowsi dan penyair terkemuka lainnya menunjukkan kepada manusia modern tentang ketinggian sastra Persia. DR. Irina Avramenko, dosen budaya Universitas Moskow mengatakan, "Membahas mistisisme dan spiritualitas tanpa syair dan sastra Persia tidak akan sempurna. Bahkan kisah percintaan seperti Laela dan Majnun, Shirin dan Khosro, atau Shahnameh Ferdowsi yang merupakan buku kepahlawanan Iran, tidak kosong dari spiritualitas. Sastra mistis dan pesan spiritualitas bisa digali darinya."
Dalam pandangan pakar budaya Unversitas Moskow itu, Tuhan, cinta dan manusia merupakan tiga daya tarik spiritualitas yang penting dalam sastra Persia. Mengenal Tuhan merupakan sesuatu yang lebih utama dari apapun, cinta sebagai pembersih dari segala kebusukan, dan manusia yang bergerak menuju kesempurnaan. Ketiga daya tarik ini tidak akan tercapai tanpa mengenal sastra Persia. Kazakistan sepanjang sejarah memiliki kaitan erat dengan budaya dan peradaban Islam. Salah satu unsur budaya Iran di Kazakistan adalah bahasa persia. Tidak hanya itu, rakyat Kazakistan masih menamai anaknya dengan nama-nama Persia seperti Rostam, Isfandiyar, Birjan dll. Tidak hanya itu, ribuan istilah Persia juga dipergunakan dalam bahasa Kazakistan seperti Namaz (shalat), Rozeh (puasa) Fereshteh (malaikat) dll. Di kota Almaty sendiri, nama apotik, jalan, gang, dan lain-lain menggunakan terma bahasa Persia.
Salah satu kekayaan Kazakistan yang paling bernilai hingga kini masih belum digali adalah manuskrip kuno berupa tulisan tangan yang terdapat di perpustakaan-perpustakaan negara itu. Sekitar 85 hingga 90 persen dari manuskrip kuno itu berbahasa Persia. Salah seorang peneliti Kazakistan mengatakan 90 persen dari sumber sejarah dan budaya abad pertengahan ditulis dalam bahasa Persia. Ia juga mengungkapkan bahwa orang-orang Kazakistan membuat ilustrasi dari cerita Shahnameh, Laela dan Majnun dalam bentuk lukisan. Abai, salah seorang penyair terkemuka Kazakistan menguasai bahasa Arab dan Persia, terutama Persia kuno, termasuk karya-karya para penyair terkemuka Persia seperti Hafiz, Maulawi, Saadi dll.
Mengingat kedudukan dan posisi penting bahasa dan sastra Persia dalam budaya dan bahasa Kazakistan, generasi muda negara ini mempelajari warisan budaya Persia dari pendahulunya yang merupakan bagian dari identitas kebangsaan negara itu. Pengajaran bahasa dan sastra Persia dimulai tahun 1989 seiring tumbangnya Uni Soviet, dan berakhirnya penguasaan Rusia terhadap Kazakistan berkat kerja keras profesor Rostamov di Institut Oriental Kazakistan. Menyusul kemudian, bahasa Persia diajarkan di universitas Ablai Khan dan universitas lainnya.
2.      Pengaruh Arsitektur Persia di Asia Tengah
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain.
Banyak kota, misalnya Baghdad, dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya Firouzabad. Bahkan, sekarang bisa diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster persia, dan seorang Yahudi dari Khorasan, Iran yaitu Mashallah. Mesjid gaya persia bisa dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Tengah, gaya arsitektur Turki juga turut mempengaruhi namun akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.








Kesimpulan
Asia tengah adalah sebuah kawasan yang terkurung daratan di Benua Asia. Banyak arti yang berbeda dalam komposisi wilayah yang sebenarnya. Menurut sebuah definisi, Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Bahasa Persia pada masa kejayaan Jalan Sutra adalah bahasa pemerintahan. Raja dan petinggi negara semua berbicara bahasa Persia, yang kemudian disebut bahasa Tajik. Raja Turki (Uzbek) pun berbahasa Tajik. Kota Samarkand dan Bukhara yang berkilauan dalam sejarah dunia mayoritas didiami oleh orang-orang yang berbahasa Tajik. Tetapi kedua kota bersejarah ini bukannya masuk wilayah Tajikistan malah menjadi kebanggaan nasional Uzbekistan. Uzbekistan berpendapat bahwa penduduk Samarkand dan Bukhara sebenarnya secara genetis adalah orang Uzbek, hanya saja berbahasa Tajik. Tajikistan beranggapan bahwa Uzbekistan telah merampas warisan budaya mereka.











Daftar Pustaka

Ahmed, S. Akbar. Rekonstruksi Sejarah Islam, Jogja: Fajar Pustaka. 2002
Rashed, Abbas . Asia Tengah dan Islam, Jakarta : Rajawali Pers.  2001
Thohir, Adji. Perkembangan Islam di kawasan Dunia Islam, Jakarta : Hamzah 2008
Yatim, Badri. Sejarah peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2008
Wikipedia.com




[1] Wikipedia.com
[2] Ibid
[3] ibid
[4] Akbar S. Ahmed Rekonstruksi Sejarah Islam. 2002. Hal 289
[5] Ibid
[6] Ibid
[7] Wikipedia
[8] Adji Thohir, Perkembangan Islam di kawasan Dunia Islam, hal 137
[9] Abbas Rashed, Asia Tengah dan Islam. 2001. Hal 37
[10] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar